Foto Pelatihan Kader Jumantik
By BorneoNew-Selasa, 18 Januari 2011 00:02 | |
DINAS Kesehatan Kabupaten Barito Selatan (Dinkes Barsel) berharap masyarakat berpe-ran aktif menjaga kesehatan lingkungan terutama dalam mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Upaya pencegahan berkembangbiaknya nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) yang biasanya berkembang pada musim penghujan bisa dilakukan dengan membersihkan se-lokan, melaksanakan 3M Plus yaitu menutup, menguras, dan mengubur, serta menaburkan bubuk abate di tempat-tempat penampungan air. Selain itu juga masyarakat harus membiasakan diri tidur pakai ke-lambu dan memakai vaselin anti nyamuk ketika berada di-tempat yang rawan DBD. Demikian diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PKM) Din-kes Barsel, dr Yulia Setiawati di Buntok, kemarin. Dia menjelaskan, untuk men-cegah meluasnya penyebaran DBD Dinkes Barsel rutin melaksanakan pengasapan atau biasa disebut fogging. Pengasapan rutin dilakukan untuk meng-hadapi musim penghujan Januari-Maret untuk memutus mata rantai penyebaran demam berdarah yang disebarkan oleh nyamuk Aides Aigepty. Kemarin, pengasapan dila-kukan di Kecamatan Dusun Selatan. Utamanya, Kelurahan Jelapat, Kelurahan Hilir Sper, Buntok Kota, sampai ke Desa Pamait. “Fogging dilakukan hanyalah untuk membunuh nyamuk dewasa saja, sedangkan jentik-jentiknya tidak akan bisa mati hanya dengan pengasapan,” ungkap Yulia. Dia menjelaskan, untuk membunuh jentik-jentik nyamuk dilakukan pembagian bubuk abate, selain jugua bisa dengan program 3M Plus. Dinkes Barsel telah mempersiapkan bubuk abate disetiap Puskesmas-Puskesmas. Bagi masyarakat yang tidak berada di wilayah endemis bisa datang ke Puskes-mas terdekat untuk meminta bubuk abate secara gratis. Sedangkan untuk wilayah endemis DBD, Dinkes Barsel akan membagikan bubuk abate yang berfungsi untuk membu-nuh jentik-jentik, juga tanpa dipungut biaya. “Dinkes Barsel telah merekrut 25 orang pelajar SMA se-bagai petugas Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk membagikan bubuk abate ke setiap rumah di wilayah endemis,” tegas Yulia. (BI/S-4) |
0 komentar:
Posting Komentar